.......اسلمئلِيكُم
Hay teman-teman...
Little disini akan menshare tentang kisah cinta. Bukan kisah cinta biasa lo, tapi kisah cinta paling indah . Apalagi ini diambil dari kisah dalam Islam. Oya langsung saja, berikut ini kisahnya:
"happy reading"
^^
Ali bin Abi Thalib dan Fatimah
Az-Zahra
Cinta Fatimah dan Ali luar biasa
indah,terjaga kerahasiaannya dalam sikap,ekspresi dan kata,hingga ahirnya Allah
menyatukan mereka dalam suatu
pernikahan.Konon,saking rahasianya,setan saja tidak tahu menahu soal cinta
diantara mereka.Subhanallah.
Ali terpesona pada Fatimah sejak
lama,disebabkan oleh kesantunan,ibadah,kecekatan kerja dan paras puteri
kesayangan Rasulullah Saw.itu.Ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan
Umar bin Khatab melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk
melakukannya.Namun kesabarannya berbuah manis,lamaran kedua orang sahabat yang
tak diragukan lagi kesholehannya tersebut ternyata ditolak Rasulullah
Saw.Akhirnya Ali memberanikan diri dan ternyata lamarannya kepada Fatimah yang
hanya bermodal baju besi diterima.
Di sisi lain,Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak
lama.Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah menikah Fatimah
berkata kepada Ali,”Maafkan aku,karena sebelum menikah denganmu aku pernah satu
kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”
Alipun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya,dan apakah Fatimah
menyesal menikah dengannya.Sambil tersenyum Fatimah menjawab,”Pemuda itu adalah
dirimu”
Umar bin Abdul Aziz.
Umar bin Abdul Aziz,khalifah termasyhur
dalam Bani Umayyah,suatu kali jatuh cinta pada seorang gadis,namun
isterinyaFatimah binti Abdul Malik tak pernah mengizinkannya untuk menikah
lagi.Suatu saat dikisahkan bahwa Umar mengalami sakit akibat kelelahan dalam
mengatur pemerintahan.Fatimahpun datang membawa kejutan untuk menghibur
suaminya.Ia menghadiahkan gadis yang telah lama dicintai Umar,begitupun si
gadis mencintai Umar.Namun Umar malah berkata,”Tidak! Ini tidak boleh
terjadi.Saya benar-benar tidak mengubah diri saya kalau saya kembali kepada
dunia perasaan semacam itu,”
Umar memenangkan cinta yang lain,karena
memang ada cinta diatas cinta.Akhirnya ia menikahkan gadis itu dengan pemuda
lain.Tidak ada cinta yang mati disini.Karena sebelum meninggalkan rumah
Umar,gadis itu bertanya,”Umar,dulu kamu pernah mencintaiku.Tapi kemanakah cinta
itu sekarang?” Umar bergetar haru,tapi ia kemudian menjawab.”Cinta itu masih
tetap ada,bahkan kini rasanya lebih dalam!”
Abdurrahman bin Abu Bakar.
Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq dan
isterinya Atika,amat saling mencintai satu sama lain sehingga Abu Bakar merasa
khawatir dan pada akhirnya meminta Abdurrahman menceraikan isterinya karena
takut cinta mereka melalaikan dari jihad dan ibadah.Abdurrahman pun menuruti
perintah ayahnya,meski cintanya pada sang isteri begitu besar.
Namun tentu saja Abdurranhman tak pernah
bisa melupakan isterinya.Berhari-hari ia larut dalam duka meski ia telah
berusaha sebaik mungkin untuk tegar.Perasaan Abdurrahman itupun melahirkan syair cinta indah sepanjang masa:
Demi Allah,tidaklah aku
melupakanmu
Walau mentari tak terbit
meninggi
Dan tidaklah terurai air
mata merpati itu
Kecuali berbagi hati
Tak pernah kedapati orang
sepertiku
Menceraikan orang seperti
dia
Dan tidaklah orang
seperti dia dithalaq karena dosanya
Dan berakhlaq
mulia,beragama dan bernabikan Muhammad
Budi pekerti
tinggi,bersifat pemalu dan halus tutur katanya
Akhirnya hati sang ayah pun luluh.Mereka
diizinkan untuk rujuk kembali.Abdurrahman pun membuktikan bahwa cintanya suci
dan takkan mengorbankan ibadah dan
jihadnya di jalan Allah.Terbukti ia syahid tak berapa lama kemudian.
Rasulullah SAW dan Khadijah binti
Khuwalid.
Teladan dalam kisah cinta terbaik tentunya datang dari insan terbaik
sepanjang masa: Rasulullah Saw.Cintanya kepada Khadijah tetap abadi walaupun
Khadijah telah meninggal.Alkisah ternyata Rasulullah telah memendam cintanya
pada Khadijah sebelum mereka menikah.Saat sahabat Khadijah,Nafisah binti
Muniyah,menanyakan kesedihan Nabi Saw. untuk menikahi Khadijah,maka Beliau
menjawab,”Bagaimana caranya?” Ya,,seolah-olah Beliau memang telah menantikannya
sejak lama.
Setahun setelah Khadijah meninggal,ada
seorang wanitashahabiyah yang menemui Rasulullah Saw. Wanita ini
bertanya,”Ya,Rasulullah,mengapa engkau tidak menikah? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan
seruan besar”
Sambil menangis Rasulullah Saw
menjawab,”Masih adakah orang lain
setelah Khadijah?”
Kalau saja Allah tidak memerintahkan
Muhammad Saw untuk menikah,maka pastilah Beliau tidak akan menikah
selama-lamanya.Nabi Muhammad Saw menikah dnegan Khadijah layaknya para
lelaki.Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan
risalah Nabi Saw,Beliau tidak pernah dapat melupakan isteri Beliau ini walaupun
setelah 14 tahun Khadijah meninggal.
Masih banyak lagi bukti-bukti cinta
dahsyat nan luar biasa islami Rasulullah Saw kepada Khadijah.Subhanallah.
Rasulullah SAW dan Aisyah.
Jika Rasulullah Saw ditanya siapa isteri
yang paling dicintainya,Rasul menjawab,”Aisyah”.Tapi ketika ditanya tentang
cintanya pada Khadijah Beliau menjawab,”cinta itu Allah karuniakan
kepadaku”.Cinta Rasulullah pada keduanya berbeda,tapi keduanya lahir dari satu
yang sama: pesona kematangan.
Pesona Khadijah adalah pesona kematangan
jiwa.Pesona ini melahirkan cinta sejati yang Allah kirimkan kepada Nabi
Saw.Cinta ini pula yang masih menyertai nama Khadijah tatkala nama
tersebut disebut-sebut setelah Khadijah
tiada,sehingga Aisyah cemburu padanya.
Sedangakan Aisyah adalah gabungan dari
pesona kecantikan,kecerdasan dan kemudian kematangan dini.Ummu Salamah
berkata,”Rasul tidak dapat menahan diri jika bertemu dengan Aisyah”
Banyak kisah-kisah romantis yang menghiasi
kehidupan Nabi Muhamad dan isterinya,Aisyah.Rasul pernah berlomba lari dengan
Aisyah.Rasul pernah bermanja diri kepada Aisyah.Rasul memanggil Aisyah dengan
panggilan kesayanagn “Humaira”.Rasul pernah disisirkan rambutnya dan masih banyak lagi kisah serupa
tentang romantika suami-isteri.
Thalhah bin ‘Ubaidillah.
Berikut ini kutipan kisah Thalhah bin
‘Ubaidillah.
Suatu hari ia berbincang dengan
‘Aisyah,isteri sang Nabi,yang masih
terhitung sepupunya.Rasulullah datang dan wajah beliau pias tak
suka.Dengan isyarat,beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam maminta Aisyah masuk
ke dalam bilik.Wajah Thalhah memerah.Ia undur diribersama gumam dalam
hati,”Beliau melarangku berbincang dengan Aisyah.Tunggu saja,jika beliau telah
diwafatkan Allah,takan kubiarkan orang lain melamar Aisyah”
Satu saat dibisakannya maksud itu pada
seorang kawan,”Ya, akan kunikahi Aisyah jika Nabi telah wafat”
Gumam hati dan ucapan Thalhah disambut
wahyu.Allah menurunkan firman-Nya kepada Sang Nabi dalam ayat ke-53 surat
Al-Ahzab.”Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada isteri Nabi itu
maka,mintalah pada mereka dari balik hijab.Demikian itu lebih suci bagi hati
kalian dan hati mereka.Kalian tiada boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh
menikahi isteri-isterinya sesudah wafatnya
selama-lamanya”
Ketika ayat itu dibacakan padanya,Thalhah
manangis.Ia lalu memerdekakan
budaknya,menyumbangkan kesepulah untanya untuk jalan Allah,dan menunaikan
ibadah haji dengan berjalan kaki sebagai taubat dari ucapannya.Kelak,dengan
penuh cinta dinamainya puteri kecil yang disayanginya dengan asma Aisyah.Aisyah
binti Thalhah.Wanita jelita yang kelak menjadi permata zamannya dengan
kecantikan,kecerdasan dan kecermelangannya.Persis seperti Aisyah binti Abu
Bakar yang pernah dicintai Thalhah.
Kisah cinta yang membawa surga.
Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil
dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja’ bin Amr An-Nakha’i,ia berkata,”Adalah di
Kufah,terdapat pemuda tampan,ia rajin dan taat.Suatu waktu ia berjunjung ke
kampung dari Bani An-Nakha’.
Dia melihat seorang wanita cantik dari
mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran.Dan ternyata cintanya pada si
wanita cntik itu tak bertepuk sebelah
tangan.
Karena sudah jatuh cinta akhirnya pemuda
itu mengutus seseorang untuk melamar gadis tersebut.Tetapi si ayah mengabarkan
bahwa puterinya telah dijodohkan dengan
sepupunya.Walau demikian,cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin
berkobar.Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si
pemuda,bunyinya,”Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku dan betapa besar
pula aku diuji dengan kamu.Bila kamu setuju,aku akan mengunjungimu atau aku
akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku “
Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang
suruhannya,”Aku tidak setuju dengan 2 alternatif itu,sesungguhnya aku merasa
takut apabila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku
pada hari yang besar.Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan
tidak pernah padam kobarannya”
Ketika disampaikan pesan kepada si wanita,
dia berkata,” Walau demikian,rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi
Allah,tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari
orang lain.Semua hamba sama-sama berhak untuk itu” Kemudian dia meninggalkan
urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan
diri kepada Allah.Akan tetapi,dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda.Tubuhnya mulai kurus karena
menahan rindunya,sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya.Dan pemuda itu seringkali berziarah
ke kuburnya,Dia menangis dan
mendo’akannya.Suatu waktu ia tertidur di atas kuburannya.Dia bermimpi berjumpa
dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik.Dalam mimpi dia sempat
bertanya,”Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?”
Dia menjawab,”Sebaik-baik cinta wahai
orang yang bertanya,adalah cintamu.Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju
kebaikan”
Pemuda itu bertanya,”Jika
demikian,kemanakah kau menuju?” Dia menjawab,”Aku sekarang menuju pada
kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir.Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak”
Pemuda itu berkata,”Aku harap kau selalu
ingat padaku disana,sebab aku disini juga tidak melupakanmu”.Dia jawab,”Demi
Allah,aku juga tidak melupakanmu.Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu
(Allah SWT) agar kita nanti bisa dikumpulkan.Maka,bantulah aku dalam hal ini
dengan kesungguhanmu dalam ibadah”
Si pemuda bertanya,”Kapan aku bisa
melihatmu?” jawab si wanita,”Tak lama lagi kau akan datang melihat kami” Tujuh
hari setelah mimpi itu berlalu,si pemuda dipanggil oleh Allah menuju
kehadiratNya,meninggal dunia.
Ummu Sulaim dan Abu Thalhah.
Ummu Sulaim merupakan janda dari Malik bin
Nadhir.Abu Thalhah yang memendam rasa cinta dan kagum akhirnya memutuskan untuk
menikahi Ummu Sulaim tanpa banyak pertimbangan.Namun diluar dugaan,jawaban Ummu
Sulaim membuat lidahnya menjadi kelu dan rasa kekecewaan begitu menyesakkan
dada,meski Ummu Sulaim berkata dengan sopan dan rasa hormat,
“Sesungguhnya,saya tidak pantas menolak
orang yang seperti engkau,wahai Abu Thalhah.Hanya sayang engkau seorang kafir
dan saya seorang musllimah.Maka tak pantas bagiku menikah denganmu.Coba anda
tebak apa keinginan saya?”
“Engkau menginginkan dinar dan
kenikmatan”. “Yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam” tukas
Ummu Sulaim tandas.
Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan
menjadi pembimbingku?” tanya Abu Thalhah.
“Tentu saja pembimbingmu adalah Rasulullah
sendiri,”tegas Ummu Sulaim.
Maka Abu Thalhah pun bergegas pergi
menjumpai Rasulullah Saw. yang mana saat itu tengah duduk bersama para
sahabatnya.Melihat kedatangan Abu Thalhah,Rasulullah Saw berseru,” Abu Thalhah
telah datang kepada kalian,dan cahaya Islam
tampak pada kedua bola matanya”
Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar
terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah.Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa
tergiur oleh kenikmatan yang ia janjikan.Wanita mana lagi yang lebih pantas
menjadi isteri dan ibu asuh anak-anaknya selain Ummu Sulaim? Hingga tanpa
terasa di hadapan Rasulullah Saw. lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang
kalimat “Saya mengikuti ajaran Anda,wahai Rasulullah.Saya bersaksi,bahwa tidak
ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad
adalah utusanNya”
Menikahlah
Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah,sedangkan maharnya adalah keislaman
suaminya.Hingga Tsabit-seorang perawi hadist- meriwayatkan dari Anas,”Sama
sekali aku belum pernah mendengar sorang
wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim,yaitu keislaman suaminya”
Selanjutnya mereka menjalani kehidupan
rumah tangga yang damai dan sejahtera dalam naungan cahaya Islam.
Kisah sorang pemuda yang menemukan
apel.
Alkisah ada seorang pemuda yang ingin
menuntut ilmu.Di tengah perjalanan ia haus dan singgah sebentar di sungai yang
airnya jernih.Dia langsung mengambil air dan meminumnya.Tak berapa lama
kemudian ia melihat sebuah apel yang terbawa arus sungai,diapun mengambilnya
dan segera memakannya.Setelah ia memakan segigit apel itu dia berkata,”
Astagfirullah”
Dia merasa bersalah karena telah memakan
apel milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu.”Apel ini pasti punya
pemiliknya,lancang sekali aku sudah memakannya.Aku harus menemui pemiliknya dan
menebus apel ini”
Akhirnya dia menunda perjalanan menuntut
ilmu dan pergi menemui sang pemilik apel dengan menyusuri bantaran sungai
unt7uk sampai kerumah pemilik apel.Tak lama kemudian ia sudah sampai ke rumah
sang pemilik apel.Dia melihat apel tumbuh dengan lebat.
“Assalamualaikum...”
“Walaikumsalam wr,wb” jawab seorang lelaki
tua dari dalam rumahnya.
Pemuda itu dipersilakan duduk dan dia pun
langsung mengatakan segala sesuatunya tanpa ada yang dikurangi dan
ditambahi.Bahwa ia telah lancang memakan apel yang terbawa arus sungai.
“Berapa harus kutebus harga apel ini agar
kau ridha apel ini aku makan pak tua?” tanya pemuda itu.
Lalu pak tua itu menjawab,”Tak usah kau
bayar apel itu,tapi kau harus bekerja selama 3 tahun tanpa dibayar,apakah kaku
mau?”
Pemuda itu tampak berpikir,karena untuk
segigit apel dia harus membayar dengan bekerja di rumah bapak itu selama 3
tahun dan itupun tanpa digaji,tapi hanya itu satu-satunya pilihan yang harus
diambilnya agar bapak itu ridha apelnya ia makan.”Baiklah pak,saya mau”
Alhasil pemuda itu bekerja di kebun sang
pemilik apel tanpa dibayar.Hari berganti hari,minggu,bulan dan tahun pun
berlalu.Tak terasa sudah 3 tahun iabekerja
di kebun itu.Dan hari terakhir ia ingin pamit kepada pemilik kebun.
“Pak tua,sekarang waktuku bekerja di tempatmu sudah berakhir,apakah
sekrang kau ridha apelmu sudah aku makan?’
Pak tua itu diam sejenak,”Belum”
Pemuda itu terhenyak.”Kenapa pak tua?
Bukankah aku sudah bekerja selama 3 tahun di kebunmu?’
“Ya,tapi aku tetap tidak ridha jika kau
belum melakukan satu permintaanku lagi”
“Apa itu pak tua?”
“Kau harus menikahi puteriku,apa kau mau?”
“Ya aku mau” jawab pemuda itu.
Bapak itu mengatakan lebih lanjut.”Tapi
puteriku buta,tuli,bisu dan lumpuh,apakah kau mau?”
Pemuda itu tampak berpikir,bagaimana
tidak...dia akan menkahi gadis yang tidak pernah ia kenal dan gadis itu
cacat,dia buta,tuli,bisu dan lumpuh.Bagaimana ia bisa berkomunikasi nantinya? Tapi iapun ingat kembali dengan
segigit apel yang telah dimakannya.Dan diapun menyetujui untuk menikah dengan
anak pemilik kebun apel itu untuk mencari ridha atas apel yang sudah
dimakannya.
“Baiklah pak,aku mau”
Segera pernikahan itu dilaksanakan.Setelah
ijab kabul sang pemuda itupun masuk kamar pengantin.Dia mengucapkan salam dan
betapa kagetnya dia ketika mendengar salamnya dibalas dari dalam
kamarnya.Seketika itupun ia berlari menuju tempat pak tua itu yang sudah
menjadi mertuanya.
“Ayahanda...siapakah wanita yang ada di
dalam kamar pengantinku? Kenapa aku tidak menemukan isteriku?”
Pak tua itu tersenyum dan menjawab,”
Masuklah nak,itu kamarmu dan yang di
dalam sana adalah isterimu”
Pemuda itu tampak bingung.”Tapi
ayahanda,bukankah isteriku buta,tuli,tapi kenapa dia bisa mendengar salamku?
Bukankah dia bisu,tapi kenapa bisa menjawab salamku?” Pak tua itu tersenyum
lagi dan menjelaskan,” Ya,memang dia buta,buta dari segala hal yang dilarang
Allah.Dia tuli,tuli dari segala hal yang
tidak pantas di dengarnya dan dilarang Allah.Dia memang bisu,bisu dari hal yang
sifatnya sia-sia dan dilarang Allah,dan dia lumpuh,karena tidak bisa berjalan ke tempat-tempat yang maksiat”
Pemuda itu hanya terdiam dan mengucap
lirih,”Subhanallah...”
Dan merekapun hidup berbahagia dengan
cinta dari Allah.
Zulaikah dan Yusuf A.S.
Cinta Zulaikah kepada Yusuf AS konon
begitu dalam hingga Zulaikah takut cintanya kepada Yusuf merusak cintanya
kepada Allah Swt.Berikut edikit ulasan tentang cinta mereka:
Zulaikah adalah seorang puteri raja sebuah
kerajaan di barat (Maghrib) negeri Mesir.Beliau seorang puteri yang cantik
menarik.Beliau bermimpi bertemu dengan seorang pemuda menarik rupa parasnya
dengan pribadi yang amanah dan mulia.Zulaikha pun jatuh hati padanya.Kemudian
beliau bermimpi lagi bertemu dengannya tetapi tidak tahu namanya.
Kali berikutnya beliau bermimpi
lagi,lelaki tersebut memperkenalkannya sebagai Wazir kerajaan Mesir.Kecintaan
dan kasih sayang Zulaikha kepada pemuda tersebut terus berputik menjadi rindu
dan rawan sehingga beliau menolak semua pinangan putera raja yang lain.Setelah
bapanya mengetahui isi hatin puterinya,bapanya pun mengatur risikan ke negeri
Mesir sehingga menghasilkan majlis pernikahan dengan Wazir negeri Mesir.
Memang Wazir tersebut atau Al Aziz bagi
kali pertama,hancur luluh dan kecewalah hati Zulaikha.Hati hampa dan amat
terkejut,bukan wajah tersebut yang beliau temui di dalam mimpi
dahulu.Bagaimanapun ada suara ghaib berbisik padanya,”Benar,ini bukan pujaan
hati kamu.Tetapi hasrat kamu kepada kekasih kamu yang sebenarnya akan tercapai
melauinya.Janganlah kamu takut kepadanya.Mutiara kehormatan engkau sebagai
perawan selamat bersama-sama dengannya”
Perllu diingat sejarah Mesir
menyebut,Wazir diraja Mesir tersebut adalah seorang kasi,yang dikehendaki
berkhidmat sepenuh masa kepada baginda raja.Oleh yang demikian Zulaikha terus
bertekad untuk terus taat kepada suaminya karena ia bersamanya.
Demikian masa berlalu sehingga suatu hari
Al Aziz membawa pulang Yusuf AS. Yang dibelinya di pasar.Sekali lagi,Zulaikha
terkejut besar,itulah Yisif yang dikenalinya di dalam mimpi.Tampan,menarik dan
menawan.
Sabda NabiSaw. Diriwayatkan oleh Hammad dari Tsabit bin Anas
memperjelasnya: “Yusuf dan ibunya telah diberi oleh Allah separuh kecantikan
dunia”
Kisah Zulaikha dan Yusuf direkam di dalam
Al-Qur’an pada surah Yusuf ayat 21 sampai 36 dan ayat 51.Selepas ayat tersebut
Al-Qur’an tidak menceritakan kelanjutan hubungan Zulaikha dengan Yusuf AS.Namun
Ibn Katsir di dalam Tafsir Surah Yusuf memetik bahwa Muhammad bin Ishak berkata
bahwa kedudukan yang diberikan kepada Yusuf AS oleh raja Mesir adalah kedudukan
yang dulunya dimiliki oleh suami Zulaikha yang telah dipecat.Juga disebut-sebut
bahwa Yusuf telah beristerikan Zulaikha sesudah suaminya meninggal dunia,dan
diceritakan bahwa pada suatu ketika berkatalah Yusuf kepada Zulaikha setelah ia
menjadi isterinya,”Tidakkah keadaan dan hubungan kita sekarang ini lebih baik
dari apa yang pernah engkau inginkan?”
Zulaikha menjawab,”Jangankan engkau
menyalahkan aku hai kekasihku,aku sebagai wanita yang cantik,muda belia
bersuamikan seorang pemuda yang berketerampilan dingin,menemuimu sebagai pemuda
yang tampan,gagah perkasa bertubuh indah,apakah salah bila aku jatuh cinta
kepadamu dan lupa akan kedudukanku sebagai wanita yang bersuami?”
Dikisahkan Yusuf menikahi Zulaikha dalam
keadaan gadis (perawan) dan dari perkimpoian itu memperoleh dua orang putera:
Ifraitsim bin Yusuf dan Maisya bin Yusuf.
Subhanallah,sungguh kisah cinta yang luar biasa bukan?
semoga bermanfaat
0 komen:
Posting Komentar
Nah...setelah membaca postingan diatas, alangkah baiknya jika teman-teman semua memberikan komentar di bawah ini baik berupa kritik atau saran. Cuma titik tok juga gak apa-apa kok ^^