Minggu, 04 November 2012

Kisah Cinta Dalam Islam


.......اسلمئلِيكُم


Hay teman-teman...
Little disini akan menshare tentang kisah cinta. Bukan kisah cinta biasa lo, tapi kisah cinta paling indah . Apalagi ini diambil dari kisah dalam Islam. Oya langsung saja, berikut ini kisahnya:
 "happy reading"
^^



Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra

Cinta Fatimah dan Ali luar biasa indah,terjaga kerahasiaannya dalam sikap,ekspresi dan kata,hingga ahirnya Allah menyatukan  mereka dalam suatu pernikahan.Konon,saking rahasianya,setan saja tidak tahu menahu soal cinta diantara mereka.Subhanallah.
Ali terpesona pada Fatimah sejak lama,disebabkan oleh kesantunan,ibadah,kecekatan kerja dan paras puteri kesayangan Rasulullah Saw.itu.Ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar bin Khatab melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk melakukannya.Namun kesabarannya berbuah manis,lamaran kedua orang sahabat yang tak diragukan lagi kesholehannya tersebut ternyata ditolak Rasulullah Saw.Akhirnya Ali memberanikan diri dan ternyata lamarannya kepada Fatimah yang hanya bermodal baju besi  diterima.
Di sisi lain,Fatimah ternyata  telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama.Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah menikah Fatimah berkata kepada Ali,”Maafkan aku,karena sebelum menikah denganmu aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya” Alipun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya,dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya.Sambil tersenyum Fatimah menjawab,”Pemuda itu adalah dirimu”


Umar bin Abdul Aziz.

Umar bin Abdul Aziz,khalifah termasyhur dalam Bani Umayyah,suatu kali jatuh cinta pada seorang gadis,namun isterinyaFatimah binti Abdul Malik tak pernah mengizinkannya untuk menikah lagi.Suatu saat dikisahkan bahwa Umar mengalami sakit akibat kelelahan dalam mengatur pemerintahan.Fatimahpun datang membawa kejutan untuk menghibur suaminya.Ia menghadiahkan gadis yang telah lama dicintai Umar,begitupun si gadis mencintai Umar.Namun Umar malah berkata,”Tidak! Ini tidak boleh terjadi.Saya benar-benar tidak mengubah diri saya kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu,”
Umar memenangkan cinta yang lain,karena memang ada cinta diatas cinta.Akhirnya ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain.Tidak ada cinta yang mati disini.Karena sebelum meninggalkan rumah Umar,gadis itu bertanya,”Umar,dulu kamu pernah mencintaiku.Tapi kemanakah cinta itu sekarang?” Umar bergetar haru,tapi ia kemudian menjawab.”Cinta itu masih tetap ada,bahkan kini rasanya lebih dalam!”


Abdurrahman bin Abu Bakar.

Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq dan isterinya Atika,amat saling mencintai satu sama lain sehingga Abu Bakar merasa khawatir dan pada akhirnya meminta Abdurrahman menceraikan isterinya karena takut cinta mereka melalaikan dari jihad dan ibadah.Abdurrahman pun menuruti perintah ayahnya,meski cintanya pada sang isteri begitu besar.
Namun tentu saja Abdurranhman tak pernah bisa melupakan isterinya.Berhari-hari ia larut dalam duka meski ia telah berusaha sebaik mungkin untuk tegar.Perasaan Abdurrahman itupun  melahirkan syair cinta indah sepanjang masa:

Demi Allah,tidaklah aku melupakanmu
Walau mentari tak terbit meninggi
Dan tidaklah terurai air mata merpati itu
Kecuali berbagi hati
Tak pernah kedapati orang sepertiku
Menceraikan orang seperti dia
Dan tidaklah orang seperti dia dithalaq karena dosanya
Dan berakhlaq mulia,beragama dan bernabikan Muhammad
Budi pekerti tinggi,bersifat pemalu dan halus tutur katanya

Akhirnya hati sang ayah pun luluh.Mereka diizinkan untuk rujuk kembali.Abdurrahman pun membuktikan bahwa cintanya suci dan takkan mengorbankan  ibadah dan jihadnya di jalan Allah.Terbukti ia syahid tak berapa lama kemudian.


Rasulullah SAW dan Khadijah binti Khuwalid.

Teladan dalam kisah cinta  terbaik tentunya datang dari insan terbaik sepanjang masa: Rasulullah Saw.Cintanya kepada Khadijah tetap abadi walaupun Khadijah telah meninggal.Alkisah ternyata Rasulullah telah memendam cintanya pada Khadijah sebelum mereka menikah.Saat sahabat Khadijah,Nafisah binti Muniyah,menanyakan kesedihan Nabi Saw. untuk menikahi Khadijah,maka Beliau menjawab,”Bagaimana caranya?” Ya,,seolah-olah Beliau memang telah menantikannya sejak lama.
Setahun setelah Khadijah meninggal,ada seorang wanitashahabiyah yang menemui Rasulullah Saw. Wanita ini bertanya,”Ya,Rasulullah,mengapa engkau tidak menikah? Engkau  memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar”
Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab,”Masih adakah orang lain  setelah Khadijah?”
Kalau saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Saw untuk menikah,maka pastilah Beliau tidak akan menikah selama-lamanya.Nabi Muhammad Saw menikah dnegan Khadijah layaknya para lelaki.Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan risalah Nabi Saw,Beliau tidak pernah dapat melupakan isteri Beliau ini walaupun setelah 14 tahun Khadijah meninggal.
Masih banyak lagi bukti-bukti cinta dahsyat nan luar biasa islami Rasulullah Saw kepada Khadijah.Subhanallah.


Rasulullah SAW dan Aisyah.

Jika Rasulullah Saw ditanya siapa isteri yang paling dicintainya,Rasul menjawab,”Aisyah”.Tapi ketika ditanya tentang cintanya pada Khadijah Beliau menjawab,”cinta itu Allah karuniakan kepadaku”.Cinta Rasulullah pada keduanya berbeda,tapi keduanya lahir dari satu yang sama: pesona kematangan.
Pesona Khadijah adalah pesona kematangan jiwa.Pesona ini melahirkan cinta sejati yang Allah kirimkan kepada Nabi Saw.Cinta ini pula yang masih menyertai nama Khadijah tatkala nama tersebut  disebut-sebut setelah Khadijah tiada,sehingga Aisyah cemburu padanya.
Sedangakan Aisyah adalah gabungan dari pesona kecantikan,kecerdasan dan kemudian kematangan dini.Ummu Salamah berkata,”Rasul tidak dapat menahan diri jika bertemu dengan Aisyah”
Banyak kisah-kisah romantis yang menghiasi kehidupan Nabi Muhamad dan isterinya,Aisyah.Rasul pernah berlomba lari dengan Aisyah.Rasul pernah bermanja diri kepada Aisyah.Rasul memanggil Aisyah dengan panggilan kesayanagn “Humaira”.Rasul pernah disisirkan  rambutnya dan masih banyak lagi kisah serupa tentang romantika suami-isteri.


Thalhah bin ‘Ubaidillah.

Berikut ini kutipan kisah Thalhah bin ‘Ubaidillah.
Suatu hari ia berbincang dengan ‘Aisyah,isteri sang Nabi,yang masih  terhitung sepupunya.Rasulullah datang dan wajah beliau pias tak suka.Dengan isyarat,beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam maminta Aisyah masuk ke dalam bilik.Wajah Thalhah memerah.Ia undur diribersama gumam dalam hati,”Beliau melarangku berbincang dengan Aisyah.Tunggu saja,jika beliau telah diwafatkan Allah,takan kubiarkan orang lain melamar Aisyah”
Satu saat dibisakannya maksud itu pada seorang kawan,”Ya, akan kunikahi Aisyah jika Nabi telah wafat”
Gumam hati dan ucapan Thalhah disambut wahyu.Allah menurunkan firman-Nya kepada Sang Nabi dalam ayat ke-53 surat Al-Ahzab.”Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada isteri Nabi itu maka,mintalah pada mereka dari balik hijab.Demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka.Kalian tiada boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh menikahi isteri-isterinya  sesudah wafatnya selama-lamanya”
Ketika ayat itu dibacakan padanya,Thalhah manangis.Ia  lalu memerdekakan budaknya,menyumbangkan kesepulah untanya untuk jalan Allah,dan menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki sebagai taubat dari ucapannya.Kelak,dengan penuh cinta dinamainya puteri kecil yang disayanginya dengan asma Aisyah.Aisyah binti Thalhah.Wanita jelita yang kelak menjadi permata zamannya dengan kecantikan,kecerdasan dan kecermelangannya.Persis seperti Aisyah binti Abu Bakar yang pernah dicintai Thalhah.


Kisah cinta yang membawa surga.

Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja’ bin Amr An-Nakha’i,ia berkata,”Adalah di Kufah,terdapat pemuda tampan,ia rajin dan taat.Suatu waktu ia berjunjung ke kampung dari Bani An-Nakha’.
Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran.Dan ternyata cintanya pada si wanita cntik itu tak  bertepuk sebelah tangan.
Karena sudah jatuh cinta akhirnya pemuda itu mengutus seseorang untuk melamar gadis tersebut.Tetapi si ayah mengabarkan bahwa  puterinya telah dijodohkan dengan sepupunya.Walau demikian,cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar.Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda,bunyinya,”Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu.Bila kamu setuju,aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku “
Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya,”Aku tidak setuju dengan 2 alternatif itu,sesungguhnya aku merasa takut apabila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar.Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam  kobarannya”
Ketika disampaikan pesan kepada si wanita, dia berkata,” Walau demikian,rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah,tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari orang lain.Semua hamba sama-sama berhak untuk itu” Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan  buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah.Akan tetapi,dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu  pada sang pemuda.Tubuhnya mulai kurus karena menahan rindunya,sampai akhirnya dia meninggal dunia  karenanya.Dan pemuda itu seringkali berziarah ke kuburnya,Dia menangis  dan mendo’akannya.Suatu waktu ia tertidur di atas kuburannya.Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik.Dalam mimpi dia sempat bertanya,”Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?”
Dia menjawab,”Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya,adalah cintamu.Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan”
Pemuda itu bertanya,”Jika demikian,kemanakah kau menuju?” Dia menjawab,”Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir.Di Surga kekekalan yang dapat  kumiliki dan tidak akan pernah rusak”
Pemuda itu berkata,”Aku harap kau selalu ingat padaku disana,sebab aku disini juga tidak melupakanmu”.Dia jawab,”Demi Allah,aku juga tidak melupakanmu.Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah SWT) agar kita nanti bisa dikumpulkan.Maka,bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah”
Si pemuda bertanya,”Kapan aku bisa melihatmu?” jawab si wanita,”Tak lama lagi kau akan datang melihat kami” Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu,si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadiratNya,meninggal dunia.


Ummu Sulaim dan Abu Thalhah.

Ummu Sulaim merupakan janda dari Malik bin Nadhir.Abu Thalhah yang memendam rasa cinta dan kagum akhirnya memutuskan untuk menikahi Ummu Sulaim tanpa banyak pertimbangan.Namun diluar dugaan,jawaban Ummu Sulaim membuat lidahnya menjadi kelu dan rasa kekecewaan begitu menyesakkan dada,meski Ummu Sulaim berkata dengan sopan dan rasa hormat,
“Sesungguhnya,saya tidak pantas menolak orang yang seperti engkau,wahai Abu Thalhah.Hanya sayang engkau seorang kafir dan saya seorang musllimah.Maka tak pantas bagiku menikah denganmu.Coba anda tebak apa keinginan saya?”
“Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan”. “Yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam” tukas Ummu Sulaim tandas.
Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku?” tanya Abu Thalhah.
“Tentu saja pembimbingmu adalah Rasulullah sendiri,”tegas Ummu Sulaim.
Maka Abu Thalhah pun bergegas pergi menjumpai Rasulullah Saw. yang mana saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya.Melihat kedatangan Abu Thalhah,Rasulullah Saw berseru,” Abu Thalhah telah datang kepada kalian,dan cahaya Islam  tampak pada kedua bola matanya”
Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah.Ummu Sulaim hanya  akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa tergiur oleh kenikmatan yang ia janjikan.Wanita mana lagi yang lebih pantas menjadi isteri dan ibu asuh anak-anaknya selain Ummu Sulaim? Hingga tanpa terasa di hadapan Rasulullah Saw. lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang kalimat “Saya mengikuti ajaran Anda,wahai Rasulullah.Saya bersaksi,bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya”
Menikahlah  Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah,sedangkan maharnya adalah keislaman suaminya.Hingga Tsabit-seorang perawi hadist- meriwayatkan dari Anas,”Sama sekali  aku belum pernah mendengar sorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim,yaitu keislaman suaminya”
Selanjutnya mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang damai dan sejahtera dalam naungan  cahaya Islam.


Kisah sorang pemuda yang menemukan apel.

Alkisah ada seorang pemuda yang ingin menuntut ilmu.Di tengah perjalanan ia haus dan singgah sebentar di sungai yang airnya jernih.Dia langsung mengambil air dan meminumnya.Tak berapa lama kemudian ia melihat sebuah apel yang terbawa arus sungai,diapun mengambilnya dan segera memakannya.Setelah ia memakan segigit apel itu dia berkata,” Astagfirullah”
Dia merasa bersalah karena telah memakan apel milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu.”Apel ini pasti punya pemiliknya,lancang sekali aku sudah memakannya.Aku harus menemui pemiliknya dan menebus apel ini”
Akhirnya dia menunda perjalanan menuntut ilmu dan pergi menemui sang pemilik apel dengan menyusuri bantaran sungai unt7uk sampai kerumah pemilik apel.Tak lama kemudian ia sudah sampai ke rumah sang pemilik apel.Dia melihat apel tumbuh dengan lebat.
“Assalamualaikum...”
“Walaikumsalam wr,wb” jawab seorang lelaki tua dari dalam rumahnya.
Pemuda itu dipersilakan duduk dan dia pun langsung mengatakan segala sesuatunya tanpa ada yang dikurangi dan ditambahi.Bahwa ia telah lancang memakan apel yang terbawa arus sungai.
“Berapa harus kutebus harga apel ini agar kau ridha apel ini aku makan pak tua?” tanya pemuda itu.
Lalu pak tua itu menjawab,”Tak usah kau bayar apel itu,tapi kau harus bekerja selama 3 tahun tanpa dibayar,apakah kaku mau?”
Pemuda itu tampak berpikir,karena untuk segigit apel dia harus membayar dengan bekerja di rumah bapak itu selama 3 tahun dan itupun tanpa digaji,tapi hanya itu satu-satunya pilihan yang harus diambilnya agar bapak itu ridha apelnya ia makan.”Baiklah pak,saya mau”
Alhasil pemuda itu bekerja di kebun sang pemilik apel tanpa dibayar.Hari berganti hari,minggu,bulan dan tahun pun berlalu.Tak terasa sudah 3 tahun iabekerja  di kebun itu.Dan hari terakhir ia ingin pamit kepada pemilik kebun.
“Pak tua,sekarang waktuku  bekerja di tempatmu sudah berakhir,apakah sekrang kau ridha apelmu sudah aku makan?’
Pak tua itu diam sejenak,”Belum”
Pemuda itu terhenyak.”Kenapa pak tua? Bukankah aku sudah bekerja selama 3 tahun di kebunmu?’
“Ya,tapi aku tetap tidak ridha jika kau belum melakukan satu permintaanku lagi”
“Apa itu pak tua?”
“Kau harus menikahi puteriku,apa kau mau?”
“Ya aku mau” jawab pemuda itu.
Bapak itu mengatakan lebih lanjut.”Tapi puteriku buta,tuli,bisu dan lumpuh,apakah kau mau?”
Pemuda itu tampak berpikir,bagaimana tidak...dia akan menkahi gadis yang tidak pernah ia kenal dan gadis itu cacat,dia buta,tuli,bisu dan lumpuh.Bagaimana ia bisa berkomunikasi  nantinya? Tapi iapun ingat kembali dengan segigit apel yang telah dimakannya.Dan diapun menyetujui untuk menikah dengan anak pemilik kebun apel itu untuk mencari ridha atas apel yang sudah dimakannya.
“Baiklah pak,aku mau”
Segera pernikahan itu dilaksanakan.Setelah ijab kabul sang pemuda itupun masuk kamar pengantin.Dia mengucapkan salam dan betapa kagetnya dia ketika mendengar salamnya dibalas dari dalam kamarnya.Seketika itupun ia berlari menuju tempat pak tua itu yang sudah menjadi mertuanya.
“Ayahanda...siapakah wanita yang ada di dalam kamar pengantinku? Kenapa aku tidak menemukan isteriku?”
Pak tua itu tersenyum dan menjawab,” Masuklah nak,itu kamarmu dan  yang di dalam sana adalah isterimu”
Pemuda itu tampak bingung.”Tapi ayahanda,bukankah isteriku buta,tuli,tapi kenapa dia bisa mendengar salamku? Bukankah dia bisu,tapi kenapa bisa menjawab salamku?” Pak tua itu tersenyum lagi dan menjelaskan,” Ya,memang dia buta,buta dari segala hal yang dilarang Allah.Dia tuli,tuli dari segala  hal yang tidak pantas di dengarnya dan dilarang Allah.Dia memang bisu,bisu dari hal yang sifatnya sia-sia dan dilarang Allah,dan dia lumpuh,karena tidak bisa  berjalan ke tempat-tempat yang maksiat”
Pemuda itu hanya terdiam dan mengucap lirih,”Subhanallah...”
Dan merekapun hidup berbahagia dengan cinta dari Allah.


Zulaikah dan Yusuf A.S.

Cinta Zulaikah kepada Yusuf AS konon begitu dalam hingga Zulaikah takut cintanya kepada Yusuf merusak cintanya kepada Allah Swt.Berikut edikit ulasan tentang cinta mereka:
Zulaikah adalah seorang puteri raja sebuah kerajaan di barat (Maghrib) negeri Mesir.Beliau seorang puteri yang cantik menarik.Beliau bermimpi bertemu dengan seorang pemuda menarik rupa parasnya dengan pribadi yang amanah dan mulia.Zulaikha pun jatuh hati padanya.Kemudian beliau bermimpi lagi bertemu dengannya tetapi tidak tahu namanya.
Kali berikutnya beliau bermimpi lagi,lelaki tersebut memperkenalkannya sebagai Wazir kerajaan Mesir.Kecintaan dan kasih sayang Zulaikha kepada pemuda tersebut terus berputik menjadi rindu dan rawan sehingga beliau menolak semua pinangan putera raja yang lain.Setelah bapanya mengetahui isi hatin puterinya,bapanya pun mengatur risikan ke negeri Mesir sehingga menghasilkan majlis pernikahan dengan Wazir negeri Mesir.
Memang Wazir tersebut atau Al Aziz bagi kali pertama,hancur luluh dan kecewalah hati Zulaikha.Hati hampa dan amat terkejut,bukan wajah tersebut yang beliau temui di dalam mimpi dahulu.Bagaimanapun ada suara ghaib berbisik padanya,”Benar,ini bukan pujaan hati kamu.Tetapi hasrat kamu kepada kekasih kamu yang sebenarnya akan tercapai melauinya.Janganlah kamu takut kepadanya.Mutiara kehormatan engkau sebagai perawan selamat bersama-sama dengannya”
Perllu diingat sejarah Mesir menyebut,Wazir diraja Mesir tersebut adalah seorang kasi,yang dikehendaki berkhidmat sepenuh masa kepada baginda raja.Oleh yang demikian Zulaikha terus bertekad untuk terus taat kepada suaminya karena ia bersamanya.
Demikian masa berlalu sehingga suatu hari Al Aziz membawa pulang Yusuf AS. Yang dibelinya di pasar.Sekali lagi,Zulaikha terkejut besar,itulah Yisif yang dikenalinya di dalam mimpi.Tampan,menarik dan menawan.
Sabda NabiSaw.  Diriwayatkan oleh Hammad dari Tsabit bin Anas memperjelasnya: “Yusuf dan ibunya telah diberi oleh Allah separuh kecantikan dunia”
Kisah Zulaikha dan Yusuf direkam di dalam Al-Qur’an pada surah Yusuf ayat 21 sampai 36 dan ayat 51.Selepas ayat tersebut Al-Qur’an tidak menceritakan kelanjutan hubungan Zulaikha dengan Yusuf AS.Namun Ibn Katsir di dalam Tafsir Surah Yusuf memetik bahwa Muhammad bin Ishak berkata bahwa kedudukan yang diberikan kepada Yusuf AS oleh raja Mesir adalah kedudukan yang dulunya dimiliki oleh suami Zulaikha yang telah dipecat.Juga disebut-sebut bahwa Yusuf telah beristerikan Zulaikha sesudah suaminya meninggal dunia,dan diceritakan bahwa pada suatu ketika berkatalah Yusuf kepada Zulaikha setelah ia menjadi isterinya,”Tidakkah keadaan dan hubungan kita sekarang ini lebih baik dari apa yang pernah engkau inginkan?”
Zulaikha menjawab,”Jangankan engkau menyalahkan aku hai kekasihku,aku sebagai wanita yang cantik,muda belia bersuamikan seorang pemuda yang berketerampilan dingin,menemuimu sebagai pemuda yang tampan,gagah perkasa bertubuh indah,apakah salah bila aku jatuh cinta kepadamu dan lupa akan kedudukanku sebagai wanita yang bersuami?”
Dikisahkan Yusuf menikahi Zulaikha dalam keadaan gadis (perawan) dan dari perkimpoian itu memperoleh dua orang putera: Ifraitsim bin Yusuf dan Maisya bin Yusuf.

Subhanallah,sungguh kisah cinta yang luar biasa bukan?
semoga bermanfaat

0 komen:

Posting Komentar

Nah...setelah membaca postingan diatas, alangkah baiknya jika teman-teman semua memberikan komentar di bawah ini baik berupa kritik atau saran. Cuma titik tok juga gak apa-apa kok ^^

 
;